Selasa, 20 Maret 2012

Penalaran Induktif


PENALARAN INDUKTIF
A. Definisi penalaran induktif
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. Tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Contoh penalaran induktif adalah : kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata. Setiap hewan punya mata. Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. Untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

B. Generalisasi dan Spesifikasi
Generalisasi Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh: Ada 20 bola dalam sebuah wadah, baik hitam atau putih. Untuk memperkirakan angka yang ada masing-masing menarik sampel dari 4 bola dan menemukan bahwa 3 adalah hitam, satu putih. Generalisasi induktif yang baik akan: terdapat 15 hitam dan 5 bola putih di guci.
Betapa besarnya dukungan yang menyediakan tempat untuk kesimpulan tergantung pada:
(a) jumlah individu dalam kelompok sampel dibandingkan dengan jumlah dalam populasi,
(b) sampai sejauh mana sampel merupakan perwakilan dari populasi ( yang dapat dicapai dengan mengambil sampel acak).
Generalisasi yang tergesa-gesa dan bias sampel adalah kesalahan berkaitan dengan generalisasi.

C. Analogi

Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut Anda dapat menarik kesimpulan.
Membaca Paragraf Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

D. Hubungan kausal
Sebuah kesimpulan kausal menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang didasarkan pada kondisi terjadinya efek.
Membaca Paragraf Sebab Akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Sumber :          http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar