Jumat, 11 November 2011

Sekilas tentang Cyberspace dan Cyberbully

Sekilas tentang Cyberspace

Cyberspace berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace merupaka ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital dan dipresenatsikam dalam satuan bit.
Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan ‘ruang baru’ yang bersifat artificial dan maya, yaitu cyberspace. Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia (politik, social, ekonomi, cultural,spiritual, bahkan seksual) dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas. Sehingga apapun yang dilakukan di dunia nyata, kini juga dapat dilakukan dalam bentuk artifisialnya dalam cyberspace. Sebuah migrasi besar-besaran telah terjadi pada kehidupan manusia, yaitu migrasi dari jagat nyata menuju ke jagat maya dari kehidupan ruang nyata menuju kehidupan ruang maya. Migrasi kemanusiaan ini menimbulkan perubahan besar pada setiap orang dalam menjalani dan memaknai kehidupan.
Perkembangan cyberspace telah mempengaruhi kehidupan social pada berbagai tingkatannya. Keberadaan cyberspace tidak saja telah menciptakan perubahan social yang sangat mendasar. Pengaruh cybespace terhadap kehidupan social setidaknya tampak pada tingkat : individu, anatarindividu, dan komunitas.
Pada tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman tentang diri dan identitas. Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artificial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan tentang identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Jika setiap orang merasa bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bias menjadi beberapa orang yang berbeda. Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas.
Tingkat interaksi antarindividu, hakikat cyberspace sebagai dunia yang terbentuk oleh jarngan (web) dan hubungan ( connection) bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan kesalingtergantungan secara virtual merupakan cirri dari cyberspace.
Tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu moel komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan dalam territorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan control. Dalam komunitas virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, control social tersebut tidak berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi di dalamnya, seakan-akan ‘apa pun bisa’.

A.                 Cyber Bully
Jejaring social secara online, seperti facebook justru kerap di jadikan Gerang bagi cyber bullying. Pasalnya facebook memang cukup popular, saat ini jumlah pengguna facebook seluruh dunia sudah menmbus angka 219.286.560 pengguna. Berdasarkan sumber yang di dapat Http://teknologi.vivanews.com dan Wikipedia, bahwa Indonesia menempati peringkat kedua setelah Amerika Serikat. Keinginan untuk dikenal dan terkenal ini membuat orang mengumbar informasi teramat detail tentang pribadi dirinya. Mereka tak sadar, bahwa hal ini bias menjadi boomeraqng bagi mereka sendiri. Sementara itu, lebih dari 55% pengguna jejaring social facebook itu adalah wanita. Sehingga bukan tidak mungkin wanita menjadi sasaran yang pas bagi para pelaku cyber bullying dalam menjalankan aksinya. Korban kejahatan cyberbullying tidak sedikit, di Indonesia juga banyak pelaku cyber bullying yang memakan banyak korban, termasuk para artis-artis di antaranya.
Rambu-rambu bergaul di dunia maya tidak jauh beda dengan dunia nyata. Di dunia yang nyata tentu anda tidak mudah memberikan informasi pribadi anda yang detail kepada orang yang belum anda kenal. Anda tentu tidak akan dengan mudah membagikan alamat rumah atau no ponsel kepada orang asing jika anda bertemu di jalan. Tapi anehnya banyak orang yang melupkan prinsip ini saat mereka bersosialisasi di dunia maya. Mungkin disebabkan tidak melibatkan hubungan secaraq fisik, lantas orang mempunyai pikiran bahwa sesuatu yang terjadi di dunia maya hanya eksis dan berlangsung di situ saja. Ternyata pendapat seperti ini salah dan sudah banyak kejadian dan kasus yang terjadi.

ü    Hal-hal yang menyebabkan Cyberbully
1.                  Berkomunikasi dengan sembarang orang yang tidak dikenal di dunia maya.
2.                  Sembarang mengupload atau mengirim foto ke dunia maya, karena dengan   adanya foto dapat dengan mudah tersebar kemana-mana.
3.                  Menaruh email asli pada akun pribadi jejaring social.
4.                  Membuat password yang sederhana dan mudah di tebak (seperti nama pacar, nama anak, tanggal lahir, dan sebagainya).
5.                  Member password pada orang lain walaupun itu teman dekat kita sendiri.

ü    Contoh-contoh kasus cyberbully
Misalnya seorang anak yang menghina atau mencemooh temannya dengan menggunakan akun twiter atau akun lainnya terhadap teman yang lain. Yentu saja hal ini akan menjadi sebuah masalah. Cyberbullying merupakan proses ketika anak-anak disiksa, diancam, diganggu, diteror, atau dihina oleh anak-anak lainny melalui internet, telepon selular atau teknologi interaktif digital lainnya. Perbuatan ini sempat menjadi topic berita di Televisi hingga berujung kematian.
ü    Cara pencegahan Cyberbully
1.                  Jangan merespon, para pelau cyberbullying selalu menunggu reaksi korbannya. Untuk itu jangan mudah terpancing untuk merespon aksi para pelaku agar mereka tidak lantas merasa diperhatikan.
2.                  Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini.
3.                  Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk yang dilakukan seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah akan meningkatkan resiko seorang menjadi korabn cyberbullying.
4.                  Jadilah teman, jangan hanya diam. Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa akan menyuburkan aksi bullying dan menyakiti perasaan korban. Suruh pelaku menghentikan aksinya.
5.                  Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk pesan instan, teks, atau komentar profil, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok. Jika terjadi saat chating segera tinggalkan chatroom.


Daftar pustaka : Wikipedia
                           Google
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar